Sekilas tentang rumah anti gempa
Bangunan anti gempa yang mempunyai kualitas yang baik, hendaknya tidak hanya dibangun di daerah rawan gempa. Kematian yang diakibatkan oleh gempa kebanyakan karena bahan bangunan atau konstruksi bangunan yang tidak memenuhi standar baku. Cacat dan luka parah tertimpa beton yang roboh menambah deretan korban gempa.
Standar Bangunan Anti Gempa
Bangunan anti atau tahan gempa adalah sebuah bangunan dengan konstruksi struktur bangunan yang kuat. Bangunan ini diharapkan mampu bertahan dari gempa hingga berkekuatan 7 skala Ritcher. Kalaupun ada gempa yang lebih keras lagi, diharapkan bahwa bangunan tidak langsung roboh tapi roboh perlahan sehingga memberi waktu untuk menyelamatkan diri.
Untuk mendapatkan bangunan tahan gempa yang baik, maka struktur bangunan harus semetris. Bangunan dengan struktur simetris sudah terbukti lebih kuat dibandingkan dengan struktur yang tidak simetris. Estetika bangunan memang penting sebagai upaya memperindah lingkungan dan enak dipandang mata. Tapi yang harus dipikirkan terlebih dahulu adalah kerangka bangunan yang kuat.
The Dome (rumah Teletabis)
Salah satu konsep bangunan tahan gempa adalah dome. Perumahan dengan mengambil konsep dome ini ada di wilayah Prambanan, Yogyakarta. Desa Ngelepen adalah salah satu desa yang hancur ketika gempa besar berkekuatan 5,1 skala Ritcher mengguncang Yogyakarta pada 2006.
Desa ini menjadi desa percontohan dengan bangunan berbentuk dome. Struktur bangunan kokoh seperti rumah bangsa Eskimo. Untuk membuatnya lebih menarik, para warga mengecat dan memberi tambahan taman di sekeliling rumah. Kini perumahan dome ini menjadi salah satu tujuan wisata yang cukup menarik.
Tidak ada tarif khusus, tapi biasanya para wisatawan akan memberikan tip kepada pemilik rumah. Fasilitas umum di tempat ini juga berbentuk dome, sperti tempat ibadah yang dibuat lebih besar. Rumah dome memang panas, tapi keadaan ini masih bisa disiasati dengan membuat jendela dan ventilasi yang besar atau memperbesar rumah.
Baja Ringan dan Semen Mortar
Sudah saatnya orang-orang yang berkecimpung di bidang pembangunan memikirkan untuk memakai bahan bangunan yang seringan mungkin. Penggunaan bahan yang ringan ini merupakan syarat bagi bangunan anti gempa. Baja ringan yang pertisi dapat membuat penggunaan genting lebih optimal.
Tiang bangunan berdiameter kecil juga bisa menggunakan baja ringan. Selain baja ringan, semen mortar cukup bagus dipakai pada bangunan anti gempa. Selain tahan api, jenis semen ini dapat menahan panas matahari. Harganya memang lebih mahal. Tapi investasi untuk keselamatan jiwa ini tidak akan ada ruginya.
Belajar dari Jepang dan Cina
Saat Sinchuan, Cina terkena gempa hebat yang banyak merobohkan bangunan dan menewaskan banyak orang termasuk anak-anak yang sedang berada di sekolah, masyarakatnya berhak menuntut pemerintah untuk mengganti rugi bangunan yang dianggap tidak layak. Di Indonesia semua bangunan milik pribadi adalah tanggung jawab pribadi.
Jepang yang juga sangat akrab dengan gempa, sudah lama menggunakan bahan ringan dalam membangun rumahnya. Bahkan penggunaan dinding kertas sudah lama dipraktikkan. Kayu tipis tapi kuat juga menghiasi rumah-rumah di Jepang. Tapi bahan bangunan sederhana itu tidak mengurangi kekuatan bangunan serta desainnya.
Tidak Hanya di Wilayah Gempa
Jenis dan standar bangunan anti gempa ini hendaknya tidak hanya dibangun di wilayah yang rawan gempa. Tapi juga dilakukan di seluruh wilayah agar masyarakat merasa aman karena memiliki rumah yang kokoh dan memenuhi standar keselamatan.